brand_logo
PENGEN BERANGKAT HAJI? CARI TAU YUK RUKUN DAN HIKMAH-HIKMAHNYA!
BeramalBersama
25-May-2024
Khasanah Islam

PENGEN BERANGKAT HAJI? CARI TAU YUK RUKUN DAN HIKMAH-HIKMAHNYA!

        Assalamualaikum Sahabat Beramal, udah tau dong kalo akhir-akhir ini banyak banget yang mengadakan acara pamitan untuk keberangkatan haji. Tau nggak sih kalau jumlah kuota Jemaah ibadah haji Indonesia tahun ini adalah yang terbanyak loh sepanjang Sejarah. Jumlah totalnya mencapai 241.000 kuota haji. Wow banyak sekali yah. Bahkan waktu tunggu jamaah haji regular saja sangat lama loh, bisa lebih dari 10-20an tahun. Kenapa bisa selama itu? Ya, karena permintaan untuk haji di Indonesia dengan kuota yang tersedia setiap tahunnya tidak bisa tercukupi, apalagi syariat haji ini merupakan rukun islam yang wajib dilaksanakan bagi siapa-siapa saja yang memiliki kemampuan. Secara umum, Para Ulama bersepakat bahwa hukum ibadah haji adalah fardhu ‘ain bila mampu. Nah karena kita udah tau betapa syariat ini sangat dianjurkan, maka kita juga harus tau apasih makna dibalik perintah pelaksanaan haji ini.
       Haji secara Bahasa bermakna ‘al-qashdu’ artinya menyengaja untuk melakukan sesuatu yang agung. Sedangkan haji menurut istilah artinya berpergian dengan niat mengunjungi Baitullah (Ka’bah) guna melaksanakan ritual peribadatan (manasik) tertentu. Haji berlaku dengan lima syarat, yaitu beragama Islam, baligh, berakal, merdeka dan mampu. Syariat haji tertuang secara jelas dalam QS Ali Imron ayat 97, Allah berfirman,
“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”
(QS Ali Imran: 97).
Menurut Kemenag RI, mampu yang dimaksud di ayat ini yaitu sanggup memperoleh perbekalan, terdapat transportasi untuk keberangkatan, sehat secara lahir dan batin, aman dalam perjalanan, serta keluarga yang ditinggalkan ketika menunaikan ibadah haji tetap terjamin hidupnya.
       Haji memiliki beberapa rukun dalam pelaksanaannya yaitu Ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadhah, Sa’I antara Shafa dan Marwah, mencukur rambut. Sedangkan untuk amalan khususnya yaitu ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah, melempar jumrah, mabit di Mina, Thawaf Wada, dan menjauhi hal-hal yang diharamkan selama ihram seperti memakai wewangian, melakukan kejahatan berkelahi, akad nikah, berburu hewan, dll). Ibadah haji merupakan panggilan dari Allah SWT. Seruan tersebut tertuang dalam QS Al- Hajj (22): 27, “Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh”. Juga dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda “Wahai manusia! Sungguh Allah telah mewajibkan haji atas kamu sekalian, maka kerjakanlah haji (HR. Muslim).
       Syariat Haji ini bukanlah sebuah ritual peribadatan biasa, bahkan banyak sekali hikmah yang bisa kita dapatkan jika kita berusaha menyelami hikmah-hikmah didalamnya. Ibadah haji sendiri merupakan salah satu ibadah yang berusaha menghilangkan sekat, dan perbedaan antar manusia, karena ketika kita melakukan ibadah haji, kita akan bertemu banyak suku dan bangsa yang berbeda dari seluruh penjuru dunia. Apalagi ketika beribadah haji kita diminta menggunakan pakaian ihram berwana putih yang melambangkan kesucian dan kebersihan. Ketika menggunakan pakaian ihram, kita dilatih untuk zuhud dan kembali ke fitrah kita. Kita diminta untuk menanggalkan pakaian-pakaian kemewahan kita, dan menjadikan diri kita seluruhnya sama dihadapanNya terlepas dari jabatan, status sosial, atau apapun yang kita miliki.

       Salah satu puncak ibadah haji yaitu wukuf di Arafah. Wukuf sendiri berasal dari kata Ukuf yang artinya berhenti, dan ‘Arafah yang berarti naik, jadi wukuf di Arafah ini sejatinya seperti ketika tubuh kita berhenti di Padang Arafah sedangkan ruh/jiwa kita naik menemui Allah SWT. Kalau kita telisik lebih dalam, kita akan sadar bahwa wukuf di Arafah itu seperti simulai di Yaumul Mahsyar, dimana kita semua akan dihisab atas semua amal yang kita lakukan, dan fokus terhadap amal-amal diri kita masing-masing. Selain wukuf kita juga diminta untuk melakukan ibadah thawaf, kita diminta memutari Ka’bah sebanyak 7 kali, dan tawaf ini bisa sebagai bentuk simbolik bahwa hidup itu selalu berputar, tetapi kita diwajibkan untuk selalu taat kepadaNya dengan diminta untuk membaca kalimat-kalimat tauhid. Dan begitu juga Sa’i yang mengingatkan manusia bahwa kita perlu untuk berusaha secara sungguh-sungguh dan berjuang semaksimal mungkin untuk bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
         Sahabat Beramal, itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait Haji semoga kita semua dimudahkan dan bisa disegerakan untuk melaksanakan Ibadah wajib ini ya. Aamiin

Bagikan Artikel:

beranda beranda Beranda chat chat Infaq+ donasi donasi Sedekah kontak kontak Live Salur donasi rutin donasi rutin Akun