KARTINI DAN INSPIRASI AYAT QURAN YANG TAK BANYAK ORANG TAU!
Tanggal 21 April, kita seringkali merayakan R.A. Kartini yang sering disebut sebagai simbol emansipasi perempuan Indonesia, tapi siapa yang menyangka, kalau ternyata Raden Ajeng Kartini, sang pahlawan emansipasi wanita, terinspirasi oleh ayat Al-Qur'an loh dalam semangat perjuangannya. Ia membaca Surat Al-Baqarah ayat 257, yang berbunyi "Minadh-Dhulumaati ilan Nuur" atau "dari kegelapan menuju cahaya".
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَࣖ ٢٥٧
Allâhu waliyyulladzîna âmanû yukhrijuhum minadh-dhulumâti ilan-nûr, walladzîna kafarû auliyâ'uhumuth-thâghûtu yukhrijûnahum minan-nûri iladh-dhulumât, ulâ'ika ash-ḫâbun-nâr, hum fîhâ khâlidûn
"Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kufur, pelindung-pelindung mereka adalah tagut. Mereka (tagut) mengeluarkan mereka (orang-orang kafir itu) dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."
Kalimat ini menjadi dasar pemikiran dan semangat perjuangannya, yang sering kita dengar yaitu Habis Gelap Terbitlah Terang". Kartini menemukan ayat ini dalam terjemahan Al-Quran kitab Faidhur Rahman karya KH Sholeh Darat, gurunya, salah seorang Ulama Besar di Semarang. Ayat ini menggambarkan proses bimbingan Allah SWT kepada orang-orang beriman dari kegelapan menuju cahaya.
"Habis Gelap Terbitlah Terang". Semboyan ini menjadi ungkapan semangat perjuangan Kartini untuk meningkatkan derajat wanita dan menghapus keterbelakangan pada masyarakat Jawa. Ia melihat bahwa kondisi wanita pribumi seperti berada dalam kegelapan, dan dengan semangat ayat Al-Qur'an, ia ingin membawa mereka menuju cahaya kemajuan dan kesetaraan. Kartini juga mengalami perjalanan spiritual yang mendalam, karena sebelumnya dia tidak suka jika diminta membaca dan menghafal Qur’an tapi memahami makna Al-Qur'an. Ia merasa perlu memahami arti dan makna dari ayat-ayat suci tersebut.
Kartini dalam surat-suratnya sering mengungkapkan pemikirannya tentang kondisi wanita pribumi, pendidikan, dan agama. Ia juga menuliskan tentang harapannya agar wanita pribumi bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan kaum laki-laki. Karena kartini sadar bahwa perempuan harus berpendidikan bukan untuk menyaingi laki-laki, tapi tapi agar menjadi ibu dan pendidik terbaik bagi anak-anaknya. Semoga dari peringatan hari kartini, semangatnya bisa terus hidup, tak hanya di buku sejarah — tapi juga dalam jiwa Muslimah masa kini.